Pagi ini, Kamis, 4 September 2014 menjadi hari yang tidak biasa.
Untuk pertama kali setelah sekian minggu, terpaksa bermalam di kantor. Ya, walau sempat sih pulang jam 3, memejamkan mata sejenak, dan kembali ke kantor pagi pagi sekali.
Tapi, datang pagi ke kantor tidak pernah berakhir buruk kok.
Ya, tak lama tiba di ruangan, tv sedang memutar tayangan ttg perilaku hewan, dan bintang layar kaca pagi itu adalah bebek bebek kecil.
Digambarkan ada induk bebek, bersama hampir 10 anaknya yang masih sangat kecil.
Mereka sedang menyusuri taman, tatkala perjalananya terhenti pada sebuah undakan. Bagi sang induk, mudah saja untuk melompat. Tapi tak demikian halnya dengan anak-anak kecilnya.
Dengan tubuh yang mungil, meloncati undakan itu sama saja dengan seorang manusia yang melompat dari ketinggian 6 meter, atau hampir setinggi rumah bertingkat tiga.
Tanpa bulu yang tebal dan juga badan yg sangat kecil, meloncat undakan yang setinggi 3 kali ukuran tubuhnya bisa menjadi akhir yang terlalu awal, bagi kehidupan bebek bebek kecil itu.
Lama pula sekumpulan anak bebek itu berkumpul di tepi undakan. Memandangi ketinggian yg sebenarnya hanya 20 cm, bergantian memandangi induk mereka yang dengan "sabar" menanti.
Setelah sekian lama, ada anak bebek yang bergerak memutar. Mereka menuju ke arah dimana undakan tersebut tidak terlalu curam.
Perlahan, semua anak bebek mengikuti si kecil pemberani itu. Dan tiba-tiba, bebek kecil itu melompat.
Terlihat pendaratannya tidak terlalu mulus, mungkin ia merasa sedikit kesakitan.
Tapi dengan segera ia bangun dan menghampiri sang induk yang masih setia menanti.
Tak lama, Satu per satu bebek kecil lainnya pun mengikuti dan dalam sekejap, mereka sudah membentuk barisan yang serapi dengan satuan militer.
Yang menarik, adalah komentar dari pengamat perilaku hewan yang mengomentari video tersebut.
Ada satu kalimat dimana disebut, "bebek kecil itu punya kecenderungan untuk mengikuti tindak tanduk dari induknya."
Sedangkan di kalimat lain disebut, "sang induk juga tidak terlihat panik, sebaliknya ia dengan sabar menanti anak anaknya untuk mengikutinya perlahan-lahan."
Tiba-tiba terbersit pemikiran di angan, bukankah kita sama dengan bebek bebek kecil itu dalam perjalanan kita mengikut TUHAN?
Dalam kehidupan ini, terkadang TUHAN memimpin kita melalui jalan yang tidak mudah. Ada undakan-undakan yang membuat kita gentar.
Acapkali, kata menyerah lebih mudah terucap.
Tapi, seperti gambaran layaknya induk bebek, TUHAN dalam banyak hal tidaklah tergesa gesa memaksa kita mengikuti jalan-NYA dengan sempurna. Tapi IA justru dengan sabar membimbing. Tiada lelah. Tiada pernah putus asa.
Bagian kita? Yang perlu kita lakukan hanyalah berlaku seperti anak bebek, mengikuti jalan yang sudah TUHAN tunjukkan. Tidak pernah lelah untuk selalu taat mengikuti TUHAN dan dalam beberapa hal, mengambil loncatan iman yang mungkin tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.
Meski terkadang akan terasa sakit tatkala kita terjatuh, tapi percayalah, TUHAN tidak pernah meninggalkan kita sendiri.
Jadi, terima kasih bebek bebek kecil untuk pembelajaran pagi ini.....
Comments
Post a Comment