Semua bingung.
Terkejut.
Tersentak.
Dalam sekejap kerlipan.
Benci seakan berkuasa penuh.
Merasuk jauh ke dalam nurani.Membutakan mata.Mengaburkan pandang.Tiada lagi dikenal kawan. Tiada lagi dikenal saudara.Hanya nafsu semata.Hanya kepentingan diri yang menyeruak.
Sesungguhnya, semua lupa.
Benci tidak muncul begitu saja.
Sejak dulu ia ada.
Sejak dulu ia mengendap-endap.
Mencari mangsa.
Mencari mereka yang memberi diri untuk dirasuki.
Manusia silih berdatangan dan pergiDunia berputar.Kehidupan bergantiNamun benci tetap, laksana cerita yang tiada akhir.
Ia ada.
Ia hidup.
Ia diwariskan.
Ia dijaga.
Ia disebarkan.
Seakan ditakdirkan menemani kisah manusia hingga akhir dunia kelak.
Sekali lagi.Semua lupa.Semua hanya memandang benci.
Padahal, benci tidak sendiri.
Ia memiliki sahabat karib.
Sahabat yang bahkan ditakdirkan hidup melampaui jaman.Sebutlah ia Cinta.
Cinta menyiram dimana benci mencabut.
Cinta merawat dimana benci menggoreskan luka.
Cinta menumbuhkan harap, dimana benci menyisakan putus asa.
Cinta memberi senyum, tatkala benci menyebabkan air mata.
Cinta memberi nyawa, ketika benci merenggut nyawa.
Oleh Cinta, ada damai.Oleh Cinta, ada maaf.Oleh Cinta, ada kawan.Oleh Cinta, ada sahabat.
Pandanglah Cinta itu.
Rasakan hangatnya menyinari hati.
Resapi damainya memenuhi jiwa.
Menggerakan raga kita untuk berbagi. Memeluk. Mencinta.
Kiranya manusia tidak lagi lupa.Ada benci. Ada pula cinta.
Kiranya kita memilih yang tepat.
Comments
Post a Comment