Skip to main content

Perubahan Sosial Budaya


Perubahan sosial budaya adalah proses berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam kehidupan masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam masyarakat, baik disadari maupun tidak. Perubahan itu terjadi sebagai akibat dari hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu berubahmengikuti perkembangan zamannya.
Namun, perubahan sosial tidaklah sama dengan perubahan budaya. Seyogyanya, terdapat perbedaan yang mendasar antara perubahan sosial dengan perubahan budaya dimanaperubahan kebudayaan memiliki dimensi yang jauh lebih luas dari perubahan sosial. Dan perubahan sosial itu sendiri merupakan bagian dari beraneka ragam perubahan budaya yang dimiliki oleh masyarakat.
Sebagai gambaran, perubahan sosial dapat meliputi perubahan dalam perbedaan usia, tingkat kelahiran, dan penurunan rasa kekeluargaan antar anggota masyarakat sebagai akibat terjadinya arus urbanisasi dan modernisasi. Sedangkan perubahan budaya lebih menyangkut pada aspek-aspek kehidupan seperti kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, aturan-aturan hidup berorganisasi, dan filsafat. Di samping itu masih terdapat aspek lain yang dapat bemunculan, akibat dengan perkembangan zaman itu semua yang menyebabkan manusia untuk mencari penyebab dari perubahan.
Perubahan yang dialami oleh masyarakat tidak dapat dihindari. Perubahan sosial dan perubahan budaya yang terjadi dimasyarakat merupakan suatu mekanisme yang saling berkaitan. Tidak ada masyarakat yang tidak memiliki kebudayaan dan sebaliknya tidak mungkin ada kebudayaan tanpa masyarakat. Secara garis besar perubahan sosial menyangkut perubahan dalam, yaitu: kelompok sosial, stratifikasi sosial, lembaga-lembaga sosial dan interaksi sosial.
Bagian ini yang menjadi “objek” dari perubahan sosial budaya masyarakat pada umumnya.

Bentuk-bentuk Perubahan Sosial Budaya
1. Perubahan secara lambat dan Perubahan secara cepat (dilihat dari waktu)
Perubahan secara lambat (evolusi) yaitu perubahan yang memerlukan jangka waktu yang panjang.
· Ciri: memerlukan waktu lama, perubahannya yang diakibatkan kecil, perubahan tidak disadari oleh masyarakat, tidak diikuti oleh konflik atau tidak menimbulkan kekerasan.
· Contoh: perubahan mata pencaharian masyarakat.
Perubahan secara cepat (revolusi) yaitu perubahan yang terjadi dalam tempo waktu yang sangat cepat.
· Ciri: membutuhkan waktu singkat, perubahannya besar karena menyangkut sendi-sendi pokok kehidupan, perubahan disadari atau direncanakan, seringkali diikuti oleh kekerasan atau menimbulkan konflik.
· Contoh: revolusi Indonesia tahun 1945, reformasi Indonesia tahun 1998, revolusi industri Perancis dan Inggris.
2. Perubahan yang pengaruhnya kecil dan pengaruhnya besar
Perubahan yang pengaruhnya kecil adalah perubahan yang tidak membawa pengaruh langsung bagi kehidupan masyarakat.
· Contoh: perubahan mode pakaian, gaya potongan rambut.
Perubahan yang membawa pengaruh besar adalah perubahan yang membawa pengaruh langsung terhadap kehidupan masyarakat karena perubahan yang terjadi pada unsur-unsur sosial budaya masyarakat.
· Contoh: industrialisasi membawa pengaruh pada hubungan kerja, perekonomian, lembagakemasyarakatan, sistem pemilikan tanah, pelapisan sosial, hubungan kekerabatan.
3. Perubahan yang dikehendaki atau direncanakan dan perubahan yang tidak dikehendaki atau tidak direncanakan
Perubahan yang dikehendaki atau direncanakan adalah perubahan yang sudah diperkirakan sebelumnya oleh pihak-pihak tertentu yang ada dalam masyarakat.
Perubahan yang tidak dikehendaki atau tidak direncanakan adalah perubahan yang tidak diperkirakan sebelumnya. Biasanya perubahan yang tidak dihendaki muncul sebagai dampak dari perubahan yang direncanakan.
4. Perubahan sebagai suatu kemajuan (progress)
Perubahan sebagai suatu kemajuan merupakan perubahan yang memberi dan membawa kemajuan pada masyarakat. Hal ini tentu sangat diharapkan karena kemajuan itu bisa memberikan keuntungan dan berbagai kemudahan pada manusia. Perubahan kondisi masyarakat tradisional, dengan kehidupan teknologi yang masih sederhana, menjadi masyarakat maju dengan berbagai kemajuan teknologi yang memberikan berbagai kemudahan merupakan sebuah perkembangan dan pembangunan yang membawa kemajuan. Jadi, pembangunan dalam masyarakat merupakan bentuk perubahan ke arah kemajuan (progress).
5. Perubahan sebagai suatu kemunduran (regress)
Namun, tidak semua oerubahan akan menghasilkan kemajuan bagi masyarakat. Hal tersebut dikarenakan tidak semua perubahan yang tujuannya adalah kemajuan akan selalu berjalan sesuai rencana. Terkadang dampak negatif yang tidak direncanakan dapat muncul dan bisa menimbulkan masalah baru.
Jika perubahan itu ternyata tidak menguntungkan bagi masyarakat, maka perubahan itu dianggap sebagai sebuah kemunduran yang harus dapat diterima oleh masyarakat.
· Contoh: penggunaan HP sebagai alat komunikasi. HP telah memberikan kemudahan dalam komunikasi manusia, karena meskipun dalam jarak jauh pun masih bisa komunikasi langsung dengan telepon atau SMS. Disatu sisi HP telah mempermudah dan mempersingkat jarak, tetapi disisi lain telah mengurangi komunikasi fisik dan sosialisasi secara langsung. Sehingga teknologi telah menimbulkan dampak berkurangnya kontak langsung dan sosialisasi antar manusia atau individu.
6.Perubahan yang direncanakan dan tidak direncanakan
Perubahan yang dikehendaki atau yang direncanakan merupakan perubahan yang telah diperkirakan atau direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak melakukan perubahan di masyarakat. Pihak-pihak tersebut dinamakan agent of change, yaitu seseorang atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan masyarakat untuk memimpin satu atau lebih lembaga-lembaga kemasyarakatan yang bertujuan untuk mengubah suatu sistem sosial.
· Contoh:pelaksanaan pembangunan atau perubahan tatanan pemerintahan, misalnya perubahan tata pemerintahan Orde Baru menjadi tata pemerintahan Orde Reformasi (perubahan yang dikehendaki).
· Contoh:munculnya berbagai peristiwa kerusuhan menjelang masa peralihan tatanan Orde Lama ke Orde Baru dan peralihan tatanan Orde Baru ke Orde Reformasi (perubahan yang tidak dikehendaki).
7. Perubahan kecil dan perubahan besar
Perubahan kecil adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau pengaruh yang berarti bagi masyarakat.
· Contoh: perubahan mode rambut atau perubahan mode pakaian.
Perubahan besar adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang membawa pengaruh langsung atau pengaruh berarti bagi masyarakat.
· Contoh: dampak ledakan penduduk dan dampak industrialisasi bagi pola kehidupan masyarakat.

Perubahan sosial budaya ini dapat terjadi dimana saja dan setiap lapisan masyarakat pada umumnya akan mengalami perubahan tersebut. Ini semua terjadi baik direncakan atau tidak direncanakan. Dalam perubahan dapat menghasilkan kontroversi atau perubahan yang terjadi dalam bidang kehidupan akan selalu memunculkan bantahan, serta konflik dengan pihak lain yang ada. Perubahan sosial budaya terkadang dapat terjadi karena diakibatkan oleh nilai kepentingan yang dimiliki anggota masyarakat lainnya.Perubahan secara lambat yang terjadi karena usaha-usaha masyarakat dalam menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan dan kondisi-kondisi baru yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat. Contoh perubahan evolusi adalah perubahan pada struktur masyarakat. Suatu masyarakat pada masa tertentu bentuknya sangat sederhana, namun karena masyarakat mengalami perkembangan, maka bentuk yang sederhana tersebut akan berubah menjadi kompleks. Perubahan sosial mengenai unsur-unsur kehidupan atau lembaga-lembaga kemasyarakatan yang berlangsung relatif cepat. Seringkali perubahan revolusi diawali oleh munculnya konflik atau ketegangan dalam masyarakat, ketegangan-ketegangan tersebut sulit dihindari bahkan semakin berkembang dan tidak dapat dikendalikan.

Macam-macam Proses Perubahan Sosial Budaya
· Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri.
· Asimilasi adalah pembauran dua kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli sehingga membentuk kebudayaan baru. Suatu asimilasi ditandai oleh usaha-usaha mengurangi perbedaan antara orang atau kelompok. Untuk mengurangi perbedaan itu, asimilasi meliputi usaha-usaha mempererat kesatuan tindakan, sikap, dan perasaan dengan memperhatikan kepentingan serta tujuan bersama.
· Invention (penemuan) adalah masyarakat memperoleh atau menemukan suatu hal yang baru yang dapat digunakan untuk membantu kegiatan dalam hidup, tanpa disadari oleh manusia penemuan itu merubah sikap dan perilaku manusia.
· Inovasi (pembaruan) adalah ide yang terdapat dalam pikiran manusia yang dituangkan, untuk memperbarui suatu benda, cara berpikir, dan sikap. Inovasi tidak hanya terbatas pada benda atau barang hasil produksi, tetapi juga mencakup sikap hidup, perilaku, atau gerakan-gerakan menuju proses perubahan di dalam segala bentuk tata kehidupan masyarakat. Inovasi belum banyak diketahui, diterima, dan digunakan atau diterapkan oleh sebagian besar warga masyarakat dalam suatu lokalitas tertentu, yang dapat digunakan atau mendorong terjadinya perubahan-perubahan di segala aspek kehidupan masyarakat demi terwujudnya perbaikan mutu setiap individu dan seluruh warga masyarakat yang bersangkutan.
· Modernisasiadalah proses perubahan tradisi, sikap, dan sistem nilai dalam rangka menyesuaikan diri dengan kemajuan yang telah dicapai oleh bangsa lain, sehingga suatu bangsa dapat bertahan secara wajar di tengah-tengah tekanan berbagai masalah hidup di dunia dewasa ini.
· Globalisasi adalah suatu sistem atau tatanan yang menyebabkan seseorang atau negara tidak mungkin untuk mengisolasikan diri sebagai akibat dari kemajuan teknologi dan komunikasi dunia. Atau suatu kondisi dimana tidak ada lagi batas-batas antara satu negara dengan negara lain dalam hal teknologi komunikasi.

Kebudayaan merupakan suatu sistem dengan maksud bagian dari kebudayaan itu saling berkaitan satu dengan lainnya. Perubahan satu unsure kebudayaan akan memperngaruhi unsur-unsur yang lainnya. Hal ini bisa dilihat ketika program listrik masuk desa mula-mula dijalankan. Masuknya listrik ke pedesaan yang sebelumnya tidak ada listrik, membawa perubahan besar dalam kehidupan penduduk desa yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani atau pengrajin tradisional. Perubhan itu begitu terasa pada peningkatan beragam kebutuhan akan barang-barang elektronik
Dengan demikian perangkat elektronik, pola hidup mereka mengalami perubahan. Waktu tidur berubah menjadi semakin larut, alat-alat hiburan ikut mengalami perubahan. Ikatan-ikatan sosial masyarakat desa semakin mengendur, karena mereka lebih banyak menghabiskan waktunya di depan pesawat televise dibandingkan dahulu yang lebih banyak berinteraksi di luar dengan sesama warga. Pertunjukan seni tradisional lebih banyak ditonton di televise dari pada melalui pertunjukan langusng di panggung-panggung. Selain itu juga, dengan adanya penerangan lampu. Dari kenyataan ini, perubahan-perubahan lainnya akan semakin terbuka dan berlangsung secara beruntun.

Faktor Penghambat Perubahan Sosial dan Budaya
  • Kurangnya berhubungan dengan masyarakat yang lainnya atau kurang terbuka dengan masyarakat. Kehidupan terasing menyebabkan suatu masyarakat tidak mengetahui perkembangan-perkembangan yang telah terjadi di sekitar mereka. Hal ini menyebabkan pola-pola pemikiran dan kehidupan masyarakat menjadi statis (nondinamis).
  • Terlambatnya perkembangan ilmu pengetahuan di dalam masyarakt. Kondisi ini dapat dikarenakan kehidupan masyarakat yang terasing dan tertutup, contohnya masyarakat Badui dalam yang sangat tidak bisa menerima perubahan. Tapi mungkin juga karena masyarakat itu lama berada di bawah pengaruh masyarakat lain (terjajah).
  • Sikap masyarakat yang masih sangat tradisional. Sikap yang mengagung-agungkan tradisi dan masa lampau dapat membuat terlena dan sulit menerima kemajuan dan perubahan zaman. Lebih parah lagi jika masyarakat yang bersangkutan didominasi oleh golongan konservatif.
  • Rasa takut terjadinya kegoyahan pada integritas kebudayaan yang dialami oleh masyarakat. Integrasi kebudayaan seringkali berjalan tidak sempurna, kondisi seperti ini dikhawatirkan akan menggoyahkan pola kehidupan atau kebudayaan yang telah ada. Beberapa golongan masyarakat berupaya menghindari, bahkan menjauhi risiko ini dan tetap mempertahankan diri pada pola kehidupan atau kebudayaan yang telah ada.
  • Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat dalam benak masyarakat atau lembaga.Organisasi sosial yang mengenal sistem lapisan strata akan menghambat terjadinya perubahan. Golongan masyarakat yang mempunyai kedudukan lebih tinggi tentunya akan mempertahankan statusnya tersebut. Kondisi inilah yang menyebabkan terhambatnya proses perubahan.
  • Adanya sikap tertutup dan prasangka terhadap hal baru (Asing). Sikap yang demikian banyak dijumpai dalam masyarakat yang pernah dijajah oleh bangsa lain, misalnya oleh bangsa Barat. Mereka mencurigai semua hal yang berasal dari Barat karena belum bisa melupakan pengalaman pahit selama masa penjajahan, sehingga mereka cenderung menutup diri dari pengaruh-pengaruh asing.
  • Hambatan yang bersifat ideologissetiap usaha perubahan pada unsur-unsur kebudayaan rohaniah, biasanya diartikan sebagai usaha yang berlawanan dengan ideologi masyarakat yang sudah menjadi dasar integrasi masyarakat tersebut.
  • Adat atau kebiasaan yang telah mengakar. Adat atau kebiasaan merupakan pola-pola perilaku bagi anggota masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Adakalanya adat dan kebiasaan begitu kuatnya sehingga sulit untuk diubah. Hal ini merupakan bentuk halangan terhadap perkembangan dan perubahan kebudayaan. Misalnya, memotong padi dengan mesin dapat mempercepat proses pemanenan, namun karena adat dan kebiasaan masyarakat masih banyak yang menggunakan sabit atau ani-ani, maka mesin pemotong padi tidak akan digunakan.
  • Nilai bahwa hidup yang dialami oleh masyarakt merupakan hakikatnya yang bersifat buruk dan tidak mungkin diperbaiki pandangan tersebut. Pandangan pesimistis. Masyarakat cenderung menerima kehidupan apa adanya dengan dalih suatu kehidupan telah diatur oleh Yang Mahakuasa. Pola pikir semacam ini tentu saja tidak akan memacu pekembangan kehidupan manusia.

Faktor Pendorong Perubahan Sosial dan Budaya

  • Adanya kontak dengan kebudayaan lain. Kontak dengan kebudayaan lain dapat menyebabkan manusia saling berinteraksi dan mampu menghimpun penemuan-penemuan baru yang telah dihasilkan. Penemuan-penemuan baru tersebut dapat berasal dari kebudayaan asing atau merupakan perpaduan antara budaya asing dengan budaya sendiri. Proses tersebut dapat mendorong pertumbuhan suatu kebudayaan dan memperkaya kebudayaan yang ada.
  • Sistem pendidikam formal yang maju. Pendidikan memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia, terutama membuka pikiran dan mem-biasakan berpola pikir ilmiah, rasional, dan objektif. Hal ini akan memberikan kemampuan manusia untuk menilai apakah kebudayaan masyarakatnya dapat memenuhi perkembangan zaman atau tidak.
  • Sikap menghargai hasil karya orang lain. Penghargaan terhadap hasil karya seseorang akan mendorong seseorang untuk berkarya lebih baik lagi, sehingga masyarakat akan semakin untuk menghasilkan karya-karya lain.
  • Toleransi terhadap perbuatan yang dilakukan masyarakat dilihat dan dianggap sebagai penyimpangan sosial sejauh tidak melanggar hukum atau merupakan tindak pidana, dapat merupakan cikal bakal terjadinya perubahan sosial budaya.Untuk itu, toleransi dapat diberikan agarsemakin tercipta hal-hal baru yang kreatif.
  • Sistem terbuka masyarakat. Sistem terbuka memungkinkan adanya gerak sosial vertikal atau horizontal yang lebih luas kepada anggota masyarakat. Masyarakat tidak lagi mempermasalahkan status sosial dalam menjalin hubungan dengan sesamanya. Hal ini membuka kesempatan kepada para individu untuk dapat mengembangkan kemampuan dirinya.
  • Heterogenitas penduduk. Di dalam masyarakat heterogen yang mempunyai latar belakang budaya, ras, dan ideologi yang berbeda akan mudah terjadi pertentangan yang dapat menimbulkan kegoncangan sosial. Keadaan demikian merupakan pendorong terjadinya perubahan-perubahan baru dalam masyarakat dalam upayanya untuk mencapai keselarasan sosial.
  • Orientasi ke masa depan. Pemikiran yang selalu berorientasi ke masa depan akan membuat masyarakat selalu berpikir maju dan mendorong terciptanya penemuan-penemuan baru yang disesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan zaman.
  • Globalisasi memiliki pengaruh positif, yaitu, membawa kemajuan, kesejahteraan, dan keselamatan bangsa dan negara. Namun globalisasi juga membawa pengaruh negatif, seperti adanya budaya hedonism, pendewaan pikiran nasionalisme, ilmu dan teknologi, sekularisme, dan tipisnya iman.

Masyarakat menyadari bahwa pengaruh globalisasi tidak mungkin dapat dihindari, kecuali dengan sengaja menghindari iteraksi dan komunikasi dengan pihak lain. Ketika seseorang masih membaca surat kabar, menonton televise, atau menggunkan alat lainnya, terlebih lagi dengan menggunakan internet, mereka tetap akan terperangkap dalam proses dan model pergaulan global.
Dalam era globalisasi telah terjadi pertemuan dan gesekan nilai-nilai budaya dan agama di seluruh dunia yang memanfaatkan jasa telekomunikasi, transformasi dan informasi sebagai hasil dari modernisasi teknologi. Pertemuan dan gesekan tersebut akan menghasilkan kompetisi liar yang berarti saling mempengaruhi dan dipengaruhi, saling bertentangan dan bertabrakan nilai yang berbeda yang berakhir dengan kalah atau menang, saling bekerja sama yang akan menghasilkan sintesa dan antitesa baru.
Perubahan sosial budaya akan mengubah adat, kebiasaan, cara pandang, bahkan ideologi suatu masyarakat. Telah dijelaskan di depan bahwa perubahan sosial budaya dapat mengarah pada hal-hal positif (kemajuan) dan hal-hal negatif (kemunduran).

Apapun bentuk perubahan sosial budaya akan menghasilkan suatu bentuk, pola, dan kondisi kehidupan masyarakat yang baru. Kalian sebagai pelajar tentu harus bisa menentukan sikap terhadap dampak perubahan sosial budaya yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Sikap apriori yang berlebihan tentu saja tidak perlu kalian kedepankan, mengingat sikap tersebut merupakan salah satu penyebab terhambatnya proses perubahan sosial budaya yang berujung pada terhambatnya proses perkembangan masyarakat dan modernisasi. Demikian juga dengan sikap menerima setiap perubahan tanpa terkecuali. Sikap tersebut cenderung akan membuat kita meniru (imitasi) terhadap setiap perubahan sosial budaya yang terjadi, meskipun perubahan tersebut mengarah pada perubahan yang bersifat negatif. Perubahan sosial budaya yang bersifat positif dapat kita terima untuk memperkaya khazanah kebudayaan bangsa kita, sebaliknya perubahan sosial budaya yang bersifat negatif harus kita saring dan kita cegah perkembangannyadalam kehidupan masyarakat kita. Dalam pelaksanaannya, kita harus mampu mengikuti perkembangan zaman dengan memperluas pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang. Namun di sisi lain, nilai-nilai dan norma kehidupan bangsa yang luhur harus dapat terus kita jaga dan lestarikan.

oleh Renard Ong dan Nathanael ( UMN )

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Benua Biru - Bag 2

Jumat 25 Juli 2014 Selamat Pagi! Fajar hari itu dilalui dari dalam perut burung besi berkode 777-200 rute Dubai-Milan. Berbagai brosur untuk mempermudah perjalanan Anda di Milan Seperti jadwal yg tertera, pesawat pun mendarat di Malpensa Aeroport, Milan, Italia, pk. 8.45 waktu setempat. 3 jam perkiraan waktu dihabiskan di penerbangan kedua ini. Tapi lumayan memberikan semangat karena disinilah perjalanan DIMULAI! Bandara Malpensa di Milan dapat dikatakan tidak terlalu besar, tapi tetap tertata rapi dan menyenangkan. Berbagai penanda dibuat untuk memudahkan pelancong. S bantal boneka yg menemani perjalanan di Benua Biru Singkat kata, akhirnya setelah memastikan semua barang bawaan sudah tersedia, kami menuju ke Bus yg menanti. Di Eropa, yg terdiri dari satu daratan luas dengan banyak sekali negara, memungkinkan bus dari negara lain untuk bisa melayani lintas batas. Seperti bus yg kami tumpangi. Stiker di badan bus bertuliskan Molteam, dan bus itu ternyata b...

Bersama Singkong, Sidik Mengejar Kesuksesan

Beberapa saat lalu, saya sudah menuliskan perjuangan dari seorang pengusaha kerupuk singkong dari Bekasi. Berikut beberapa foto yang diambil penulis. Sidik tengah duduk di ruang tamu rumahnya. Tampak di latar foto dirinya bersama dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla ketika menerima penghargaan dari salah satu stasiun tv swasta. Sidik di atas sepeda motor yang digunakan untuk menjual keripik buatannya ke Jakarta. Sidik dan sepeda motor yang merupakan hadiah atas penghargaan yang diterimanya dari salah satu stasiun tv swasta. Sepeda motor ini khusus dimodifikasi untuk mengakomodir kekurangan yang dimiliki Sidik. Sidik tengah memperhatikan potongan singkong yang sedang  dijemur. Terkadang ia harus menghalau kambing-kambing yang tertarik dengan singkongnya. Sidik dan singkong yang sudah kering dijemur . Salah satu peralatan yang digunakan untuk membuat kerupuk singkong. Dengan alat ini, singkong yang masih mengandung air diperas hingga kering. Da...

Ketika Anak Bukan Lagi "Permata" Dalam Keluarga

Analisa buku A Child Called “It” Keluarga, tidak bisa dipungkiri memegang peranan yang amat penting dalam kehidupan semua orang, termasuk setiap kita. Hadir dalam sosok bayi mungil yang tidak tahu apa-apa, individu-individu terdekat inilah yang kelak membentuk dasar dan nilai-nilai kehidupan yang kita miliki, termasuk di dalamnya konsep diri. Terkait hal tersebut, maka ada dua kemungkinan yang bisa dihasilkan melalui peran dari orang-orang terdekat ini. Yang pertama adalah konsep diri yang positif dan yang kedua adalah konsep diri yang negatif. Konsep diri positif itu secara langsung akan membentuk pribadi yang memahami jelas kemampuan apa yang ada dalam dirinya, termasuk juga kepribadiannya, dan tentu saja selalu berpikir positif terhadap dirinya. Sedangkan konsep diri yang negatif akan membangun suatu individu yang bahkan tidak dapat menjelaskan siapa dirinya, kemampuannya, kepribadiannya, dan juga yang selalu berpikir negatif tentang dirinya. Kembali pada peran keluarga diat...