Skip to main content

Sinopsis Novel Edensor


Judul Novel : Edensor
Pengarang : Andrea Hirata
Penerbit : Penerbit Bentang
Tahun Terbit : 2008 (cetakan kedua belas)
Banyak Halaman : xii + 290 Halaman
Halaman Depan : Gambar seorang laki-laki yang sedang duduk di bawah lampu dan dilatarbelakangi oleh pemandangan yang bernuansa Eropa

20 Kalimat Menarik dalam Novel ”Edensor”

1   1. Pengalaman yang sama dapat menimpa siapa saja, namun sejauh mana, dan secepat apa pengalaman yang sama tadi memberi pelajaran pada seseorang, hasilnya akan berbeda, relative satu sama lain. (halaman 1)
2. Langit adalah kitab yang terbentang. (halaman 9)
3. Rupanya, tidak ada yang lebih aneh selain orang dimabuk cinta. (halaman 30)
4. Murid-muridku, berkelanalah, jelajahi Eropa, jamah Afrika, temukan mozaik nasibmu di pelosok-pelosok dunia. (halaman 34)
5. Oh, Power is sweet. (halaman 41)
6. Aku ingin hidup! Ingin merasakan sari pati hidup! (halaman 43)
7. Kawan, mimpi-mimpi telah melontarkan kami sampai ke Prancis. (halaman 79)
8. Kelasku bukan sekadar ruang untuk belajar sciencetaoi juga university of life.(halaman 95)
9. Gali lubang tutup lubang, mirip tabiat ibu pertiwi masing-masing. (halaman 107)
10. Ayahku adalah hal terbaik yang pernah terjadi dalam hidupku. (halaman 143)
11. ... bermimpilah karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu. (halaman 150)
12. Di sekitar kita ada kawan yang selalu hadir sebagai pahlawan. (halaman 155)
13. Cinta tak harus saling memiliki! (halaman 159)
14. Bertahun lewat, langit yang menyimpan kutukan itu, hari ini mngguyurkannya ke sekujur tubuh kami. (halaman 187)
15. Semakin kejam Rusia menindasku, semakin keras inginku menaklukkannya. (halaman 207)
16. Tertawalah, seisi dunia akan tertawa bersamamu; jangan bersedih karena kau hanya akan bersedih sendirian. (halaman 227)
17. Dia masih mencintaiku. (halaman 232)
18. Tuhan tahu tapi menunggu. (halaman 244)
19. Jika kita berupaya sekuat tenaga menemukan sesuatu, dan ... hasilnya masih nihil, ... sebenarnya kita telah menemukan ... , yakni kenyataan. (halaman 268)
20. Kami jatuh, bangkit, jatuh lagi, dan bangkit lagi. (halaman 280)

SINOPSIS

Edensor merupakan buku kedua dari tetralogi Laskar Pelangi .Buku ini bercerita tentang pengalaman Ikal, yang tidak lain adalah Andrea Hirata sang penulis novel ini, dan Arai, sepupu jauhnya, tatkala menjalani studi di Universitas Sorbonne, Paris, Prancis.
Di bagian awal, novel ini mengangkat kenangan akan pengalaman masa kecil dari Ikal sewaktu masih di Belitong. Diceritakan pula beberapakisahnya kenakalan Ikal di masa kecilnya dan juga asal nama Andrea yang terdengar cukup asing untuk seorang melayu.
Setelah itu, Ikal muda bersama Arai merantau ke tanah jawa dan mereka sempat merasakan bagaimana bertahan hidup di ibukota hingga pada akhirnya Ikal dan Arai berhasil memperoleh beasiswa ke Universitas Sorbonne.
Hidup di Prancis, Ikal dan Arai menemukan banyak sekali hal-hal baru. Mereka bertemu dengan orang dari berbagai bangsa dan mengalami banyak pengalaman yang bahkan tidak berani mereka impikan saat masih berada di bangku SD Muhammadiyah.
Salah satu pengalaman yang paling menegangkan adalah saat Ikal dan Arai bersama-sama menjadi seniman jalanan untuk membiayai perjalanan mereka berkeliling Eropa. Perjalanan itu selain sebagai pertaruhan dengan teman-teman di Universitas Sorbonne, juga dimanfaatkan Ikal untuk mencari cinta masa kecilnya, A Ling. Setelah perjalanan panjang akhirnya Ikal tidak berhasil menemukan A Ling, namun ia berhasil menemukan sesuatu yang lebih berharga, yaitu kenyataan.
Seiring berakhirnya perjalanan, Ikal dan Arai kembali ke universitas, namun Ikal harus kehilangan teman baiknya. Arai harus kembali ke tanah air karena sakit. Sementara itu, Ikal juga menghadapi masalah dimana dosen pembimbingnya kembali ke Inggris. Sehingga akhirnya ia harus ikut pertukaran pelajar ke Inggris.
Namun, di balik masalah yang dihadapi, perpindahannya ke Inggris ternyata membawa Ikal ke tempat yang dahulu hanya ada di dalam alam pikirannya. Pada penghujung studinya di Eropa, akhirnya Ikal menemukan tempat yang semula hanya ia kenal melalui novel yang diberikan A Ling kepadanya. Ikal akhirnya menemukan Edensor.

STORY MOUNTAIN

1. Exposition
Novel dimulai dengan menggambarkan kenangan penulis akan kehidupan masa kecilnya di Pulau Belitong. Terutama akan beberapa sosok yang berperan penting dalam hidupnya seperti tokoh Weh, Ibunda penulis, Ayah dari penulis. Dilukiskan pula kenakalan masa kecil yang dilakukan yang kelak diingatnya lagi saat penulis berada di rantau. Selanjutnya dijelaskan pula bagaimana penulis berupaya mendapatkan beasiswa untuk menuntut ilmu di Eropa hingga pada akhirnya ia pergi ke sana.

2. Raising Action
Cerita mulai berkembang lebih luas setelah penulis ada di daratan Eropa, disana dikisahkan dia menemui banyak pengalaman baru dan juga teman-teman dari berbagai belahan dunia yang berpengaruh dalam hidupnya. Dikisahkan juga mengenai kehidupan cinta dari penulis dengan orang Eropa, serta dimulainya perjalanan penulis mengelilingi daratan Eropa dalam rangka bertaruh dan mencari cinta masa kecilnya tatkala masih di tanah Belitong.

3. Climax
Perjalanan panjang untuk memenangkan pertaruhan dan mencari cinta masa kecil mengantarkan penulis ke tempat-tempat yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Diwarnai perjuangan menjadi seniman jalanan dan bertahan hidup di daerah asing, akhirnya perjalanan penulis mencapai puncak di dataran Afrika. Di ujung penjelajahannya sebelum kembali ke Eropa akhirnya ia menemukan kenyataan dari apa yang selama ini dicarinya.

4. Falling Action
Penulis kembali ke rutinitas study-na di Eropa setelah perjalanan panjang mengelilingi Eropa yang membawa penulis mengalahkan rekan-rekan sejawatnya di universitas.

5. Conclusion
Penulis diharuskan pindah ke Inggris dari Perancis dalam rangka menyusul pengajarnya untuk menyelesaikan proses penyusunan tugas akhirnya. Yang pada akhirnya mengantarkan penulis ke sebuah tempat yang hanya ia kenal melalui novel yang diberikan oleh cinta masa kecilnya. Sebuah tempa dimana dia bisa merasakan kedamaian, Edensor.

Comments

Popular posts from this blog

Benua Biru - Bag 2

Jumat 25 Juli 2014 Selamat Pagi! Fajar hari itu dilalui dari dalam perut burung besi berkode 777-200 rute Dubai-Milan. Berbagai brosur untuk mempermudah perjalanan Anda di Milan Seperti jadwal yg tertera, pesawat pun mendarat di Malpensa Aeroport, Milan, Italia, pk. 8.45 waktu setempat. 3 jam perkiraan waktu dihabiskan di penerbangan kedua ini. Tapi lumayan memberikan semangat karena disinilah perjalanan DIMULAI! Bandara Malpensa di Milan dapat dikatakan tidak terlalu besar, tapi tetap tertata rapi dan menyenangkan. Berbagai penanda dibuat untuk memudahkan pelancong. S bantal boneka yg menemani perjalanan di Benua Biru Singkat kata, akhirnya setelah memastikan semua barang bawaan sudah tersedia, kami menuju ke Bus yg menanti. Di Eropa, yg terdiri dari satu daratan luas dengan banyak sekali negara, memungkinkan bus dari negara lain untuk bisa melayani lintas batas. Seperti bus yg kami tumpangi. Stiker di badan bus bertuliskan Molteam, dan bus itu ternyata b...

Bersama Singkong, Sidik Mengejar Kesuksesan

Beberapa saat lalu, saya sudah menuliskan perjuangan dari seorang pengusaha kerupuk singkong dari Bekasi. Berikut beberapa foto yang diambil penulis. Sidik tengah duduk di ruang tamu rumahnya. Tampak di latar foto dirinya bersama dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla ketika menerima penghargaan dari salah satu stasiun tv swasta. Sidik di atas sepeda motor yang digunakan untuk menjual keripik buatannya ke Jakarta. Sidik dan sepeda motor yang merupakan hadiah atas penghargaan yang diterimanya dari salah satu stasiun tv swasta. Sepeda motor ini khusus dimodifikasi untuk mengakomodir kekurangan yang dimiliki Sidik. Sidik tengah memperhatikan potongan singkong yang sedang  dijemur. Terkadang ia harus menghalau kambing-kambing yang tertarik dengan singkongnya. Sidik dan singkong yang sudah kering dijemur . Salah satu peralatan yang digunakan untuk membuat kerupuk singkong. Dengan alat ini, singkong yang masih mengandung air diperas hingga kering. Da...

It's Not About me

Greg Asimakoupoulos – Majalah Breakaway Agustus 2003 – It’s Not About Me Peter adalah seseorang yang sedari muda sudah mendambakan tantangan. Ia senang menghabiskan waktu berjam-jam untuk mendaki gunung, berenang, dan menjalani kompetisi  fisik untuk menguji daya tahannya. Ketika ia masuk ke Wheaton Academy, ia memanfaatkan kesempatan menghabiskan musim panasnya dengan mengikuti beberapa perjalanan misi. Perjalanan-perjalanan tersebut  adalah sebuah tantangan memberitakan injil ke Alaska, Arizona, Guatemala, dan Republik  Dominika. Tanpa memberitahukan siapapun, Peter mulai berencana berjalan menyusuri Appalachian Trail (AT) pada musim panas setelah tahun pertamanya di Wheaton College. Ia pun  berbicara pada salah satu pemimpin di perjalanan misi untuk meminta nasihat. Setelah mendengar rencana Peter, sang pemimpin menganggap rencana Peter adalah suatu tujuan yang hebat. Tetapi menurutnya, Peter tidak akan mungkin bisa melakukan itu dalam kurun waktu 3...