Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2013

Silent Scream

Sumber : Google Teriakan ini mungkin tidak terdengar.  Tapi, teriakan ini ada.  Hi Mommy...!     Aku memang hanya 3/4 inci saja panjangnya,  Tp aku sudah punya seluruh organ tubuh.  Aku suka suaramu.  Setiap kali aku mendengarnya, aku pasti menggoyangkan tangan dan kakiku. Suara detak jantungmu adalah lagu kesukaanku.  Month Two.  Mommy,  Hari ini aku belajar menghisap jariku  Bila kamu bisa melihatku  Ibu pasti tau kalau aku adalah bayimu. Aku memang belum cukup besar tuk hidup di luar. Betapa nyaman dan hangat di dalam sini, ibu.  Month Three.  Tahukah kamu ibu???  Aku anak perempuan atau laki-laki? Aku harap ibu bahagia karenanya.  Aku selalu berharap ibu selalu bahagia.  Karena bila kamu sedih,  Akupun ikut sedih.  Dan aku pun ikut menangis walaupun ibu tidak bisa mendengarnya.  Month Four.  Mommy,  Rambutku mulai tumbuh.  Memang masih pendek dan halus ...

CHAPTER XI, GREATEST STORY EVER TOLD

Sumber : Google Besok adalah hari ulang tahun Marissa. Naldo tiba di pintu gereja. Berjalan dengan langkah gontai. Ia berlutut. Berdoa dalam hatinya. ”Tuhan, apa yang harus kulakukan untuk menebus waktu yang tersisa? Aku hanya tidak ingin kehilangan dia. Tanpa dia apa artinya aku ini?” Tiba-tiba ia tersadar. Dengan menengadahkan kepalanya ke langit-langit gereja yang megah dihiasi ornamen-ornamen tua. Senyum akan harapan baru merekah menghias wajahnya. ”Terima kasih Tuhan, aku tahu apa yang harus kulakukan untuk membahagiakan Dia,” dengan segera ia bangkit. *** Jam 12 malam. Marissa terlelap. Bibirnya sedikit terbuka menampilkan sederet giginya yang rusak karena obat. Tanpa ia sadari Naldo masuk dan mengecup tangannya. Perlahan Marissa membuka matanya. Melihat pangerannya duduk mendampingi. ”Naldo?” ia terheran-heran. ”Happy Birthday,” senyum Naldo mengembang. Ia mengulurkan sebuah kado pada Marissa. Kado itu berbentuk tabung. Bulat panjang berwarna kuni...

Jurnalisme (Bag. I)

Sumber : Google Apakah yang terlintas di dalam benak kita sewaktu mendengar kata jurnalisme? Mungkin kita teringat akan berita di koran yang kita baca setiap hari, atau membayangkan profesi wartawan yang mengejar narasumber seperti yang acapkali terlihat di media televisi dewasa ini. Namun jika kita meneliti secara mendalam, maka gambaran mengenai jurnalisme yang kita sering temui saat ini akan tampak jauh berbeda dengan bagaimana jurnalisme itu sendiri tercipta. Menurut sejarahwan Mitchell Stephens, berita tercipta karena naluri manusia, yaitu naluri kesadaran. Dimana mereka membutuhkan p engetahuan tentang sesuatu untuk dapat member ikan mereka rasa aman, sehingga membuat mereka bisa merencanakan dan mengatur hidup mereka. Selanjutnya, proses s aling tukar informasi ini menjadi dasar untuk menciptakan komunitas, yang membuat ikatan antar manusia. Selain itu, sejarah juga mengungkap hal lain, yaitu makin demokratis sebuah masyarakat, makin banyak berita dan informasi yang ...

United 93 - You Made US Believe in Heroes

Tulisan ini Merupakan Sebuah Review  untuk film berjudul United 93. Juga merupakan tugas mata kuliah ilmu politik. Tragedi serangan teroris 11 September 2001 di tanah Amerika telah menjadi salah satu lembaran hitam dalam sejarah perkembangan dunia di awal milenium yang baru. S ebagai negara adidaya selama satu dasawarsa terakhir , tak pernah terpikirkan bahwa Amerika akan menjadi sasaran serangan dari jaringan teroris international. Menerapkan standard keamanan yang tertinggi, ternyata empat pesawat komersial miliknya telah dipersiapkan sebagai misil pembunuh. Kisah bermula di kamar sebuah hotel, dimana 4 orang pemuda digambarkan tengah beribadah dengan khusyuknya. Dan tak ada yang menyangka bahwa mereka adalah pemuda yang mengincar kediaman Presiden Amerika Serikat, Gedung Putih. Cerita berlanjut saat mereka menuju ka Bandara Newark , New York City. Di sinilah dunia melihat bagaimana sistem keamanan Amerika yang dibanggakan berhasil di lewati tanpa perlu upaya yang...

CHAPTER X, WHEN I MET HER - PART II

Sumber : Google     Marissa sedang duduk sendiri di taman rumah sakit. Wajahnya kini tampak sedikit tirus karena pengaruh obat yang dikonsumsinya. Rambutnya yang dulu tebal, kini tampak menipis. Walau tida mengurangi pesonanya. Menggunakan baju rumah sakit berwarna biru muda, Marissa sedang termenung sendiri saat ia didekati seseorang. ”Permisi, boleh duduk di sebelah kamu?” sebuah suara menyapanya ramah. Perlahan ia menoleh. Mata Marissa tidak bisa mempercayai sosok yang ada di hadapannya. ”Naldo?” Marissa bangkit. Perlahan, ia berjalan mundur menjauhi Naldo. ”Iya Mar, ini aku.” Senyum mengembang di wajah Naldo. ”Kok bisa? Kenapa kamu ada disini? Aku ga mau kamu tahu penyakit aku!” Marissa sedikit berlari. Namun, tubuh yang lemah membuat ia cepat lelah. Dan kini ia sudah ada dalam pelukan Naldo. ”Mar, please. Jangan pergi lagi. Jangan tinggalin aku lagi seperti dulu,” suara Naldo bergetar. Perlahan, Naldo melepas pelukannya, kedua tangannya memegang ...