Skip to main content

United 93 - You Made US Believe in Heroes


Tulisan ini Merupakan Sebuah Review  untuk film berjudul United 93.
Juga merupakan tugas mata kuliah ilmu politik.

Tragedi serangan teroris 11 September 2001 di tanah Amerika telah menjadi salah satu lembaran hitam dalam sejarah perkembangan dunia di awal milenium yang baru. Sebagai negara adidaya selama satu dasawarsa terakhir, tak pernah terpikirkan bahwa Amerika akan menjadi sasaran serangan dari jaringan teroris international. Menerapkan standard keamanan yang tertinggi, ternyata empat pesawat komersial miliknya telah dipersiapkan sebagai misil pembunuh.
Kisah bermula di kamar sebuah hotel, dimana 4 orang pemuda digambarkan tengah beribadah dengan khusyuknya. Dan tak ada yang menyangka bahwa mereka adalah pemuda yang mengincar kediaman Presiden Amerika Serikat, Gedung Putih. Cerita berlanjut saat mereka menuju ka Bandara Newark, New York City. Di sinilah dunia melihat bagaimana sistem keamanan Amerika yang dibanggakan berhasil di lewati tanpa perlu upaya yang berarti. Terbukti dimana para pemuda tersebut berhasil membawa pisau melewati para penjaga yang terlatih serta teknologi metal detector. Dan mereka menuju ke pesawat milik maskapai penerbangan United Airlines dengan no penerbangan 93, atau lebih dekenal dengan kode United 93.
Sedangkan di bandara lain, sebuah pesawat baru saja lepas landas, yakni American Airlines 11. Tak lama setelah AA 11 lepas landas, Boston Traffic Center, salah satu menara yang mengatur lalu lintas pesawat terbang di Amerika, mendeteksi bahwa pesawat tersebut telah keluar dari jalur yang seharusnya.
Berbagai upaya mereka lakukan. Berkali-kali para pejabat dan petugas di Boston Traffic Center berusaha menghubungi pesawat, namun mereka tidak mendapatkan  hasil apa-apa. Mencium ada hal yang tidak benar, pejabat yang berwenang berusaha menghubungi pihak keamanan negara, namun, untuk kesekian kali film ini menggambarkan lemahnya control yang diberlakukan Amerika Serikat saat itu. Pejabat tersebut mendapati bahwa petugas yang memiliki bagian untuk membuat komunikasi dengan pihak militer tidak ada di tempat, dan tidak ada satupun pengganti yang hadir di pusat pengatur lalu lintas udara pada saat kejadian.
Tak dapat mendapatkan bantuan dari pihak militer, mereka hanya bisa berupaya menjalin komunikasi dengan menara kontrol lainnya. 
Waktu terus berjalan, dan usaha itu tidak memunculkan harapan, hingga mereka mendapati kabar bahwa ada satu pesawat yang terbang rendah di daerah New York, dan pesawat tersebut berhenti setelah menghantam salah satu dari menara kembar World Trade Center.
Terpana dengan berita, mereka percaya bahwa yang menabrak adalah pesawat terbang ringan. Sebuah kesalahan kembali berulang. Bukannya berusaha mendapatkan konfirmasi dari pihak terkait, mereka langsung mengambil sikap percaya terhadap apa yang disampaikan media, yang belum pasti kebenarannya.
Kesalahan yang sama kembali terjadi saat menara pengontrol kehilangan kontak dengan pesawat United Airlines dengan no penerbangan 175. Tidak cermat membaca situasi yang sedang terjadi, para petugas kembali melakukan usaha yang sama seperti yang mereka lakukan saat AA 11 hilang dari layar. Hanya ada segelintir pejabat yang mulai bekeja keras membangun komunikasi dengan pihak militer, namun, kembali menemukan jalan buntu akrena mereka tidak memiliki jaringan koordinasi yang baik dan saling mengambil sikap menunggu atas apa yang terjadi.
Mimpi buruk kembali berulang saat dengan mata kepala sendiri, para pejabat menyaksikan bagaimana pesawat kedua menabrak menara yang kedua dari World Trade Center, dan demikian meruntuhkan lambang supremasi  ekonomi AS di dunia.
Kembali ke United 93. Setelah lepas landas dari Bandara Newark, New York City, pilot mengarahkan pesawat menuju ke San Fransisco, tanpa mengetahui bahwa ada 4 orang teroris yang ada di dalam pesawat. Yang mereka ketahui hanyalah telah terjadi hal yang tidak normal dalam dunia penerbangan Amerika Serikat di hari itu.
Menunggu saat yang pasti, kemudian para pambajak pesawat mulai menunjukan aksinya. Mereka melukai beberapa penumpang lain dan berusaha untuk menerobos masuk ke dalam kokpit pesawat. Hal yang mengagetkan dapat kita temui saat menyaksikan bagaimana seorang pembajak dengan fasihnya mengambil alih kemudi pesawat dan bersiap menjadikan pesawat tersebut misil untuk menghancurkan Gedung Putih.
Poin lain yang harus kita garis bawahi adalah cara yang dilakukan oleh para pembajak saat mereka mengeluarkan pisau di dalam pesawat. Pertanyaan yang timbul adalah bagaimana cara mereka melewati penjagaan dan dapat membawa pisau ke dalam pesawat? Sekali lagi memperlihatkan bagaimana Amerika telah tinggal di dalam buaian kejayaan dan tidak sadar bahwa ia sedang diserang.
Film kemudian berlanjut dimana para penumpang yang gagah berani berusaha untuk mengambil kembali pesawat tersebut. mereka melakukan perlawanan terhadap ancaman yang diberikan oleh para teroris. Juga ada beberapa penumpang yang berusaha menghubungi sanak keluarga, dan dari cerita inilah film ini disusun.

Penggambaran dalam film terkait usaha penumpang United 93 dalam melawan pembajak
Penggambaran dalam film terkait usaha penumpang United 93 dalam melawan pembajak
Ternyata, perlawanan yang diberikan menimbulkan hasil yang positif, mereka berhasil menjatuhkan beberapa orang pembajak. Hanya saja, malang tidak dapat mereka tolak, di tengah usaha mereka, para penumpang tidak menyadari bahwa pesawat sedang menukik tajam ke daratan Pennsylvania. Dan waktu mereka tahu, mereka sudah menghantam tanah dengan kerasnya, sehingga tidak ada satupun orang yang ditemukan selamat.
Akhirnya, hancurnya pesawat United 93 menggenapi 4 pesawat yang dimanfaatkan oleh jaringan teroris intenasional untuk menyerang hegemoni dan kesombongan yang ditunjukkan oleh AS. Mereka melengkapi pesawat AA 11 dan UA 175 yang menabarak WTC serta pesawat AA 77 yang menghantam Pentagon.

*** 
Papan peringatan yeng menunjukkan lokasi jatuhnya pesawat United 93.
Dibuat untuk menghormati usaha heroik yang dilakukan para penumpang. 
Menyaksikan film tersebut, poin utama yang dapat kita petik adalah betapa pentingnya koordinasi antara bidang-bidang terkait. Jika saja menara control memiliki komunikasi dan koordinasi yang terjalin dan tersusun dengan baik bersama pihak keamanan dan militer, mungkin saja peristiwa dapat diminimalisir. Hanya saja, dalam film ini kita menyaksikan akibat dari lemahnya koordinasi yang dibangun.
Berbicara tentang politik, kita kembali harus mengingat esensi dari politik itu sendiri yang sebenarnya merupakan sebuah usaha bersama yang ditujukan demi mencapai sesuatu. Hanya saja dalam usaha tersebut, timbul persaingan. Dan persaingan itulah yang kemudian menjurus pada segala macam upaya untuk menghancurkan pihak lain, atau dalam hal ini negara yang dianggap sebagai musuh. Hal ini terbukti dalam tindakan yang dilakukan Amerika selanjutnya. Mereka mengambil kebijakan politik bahwa Al-Qaeda adalah musuh, dan karena organisasi itu ada di Afganistan, maka mereka menyerang Afganistan secara besar-besaran. Itulah dampak nyata dari politik yang dapat kita lihat saat ini.
Politiklah yang memegang kendali dunia, yang perlu kita usahakan adalah bagaimana pengendali itu dapat dipastikan tetap berada di jalurnya sehingga tetap menjaga kepentingan setiap pihak sesuai dengan bagian masing-masing dan tidak saling merugikan.

***
Sumber Gambar : Google

Comments

Popular posts from this blog

Benua Biru - Bag 2

Jumat 25 Juli 2014 Selamat Pagi! Fajar hari itu dilalui dari dalam perut burung besi berkode 777-200 rute Dubai-Milan. Berbagai brosur untuk mempermudah perjalanan Anda di Milan Seperti jadwal yg tertera, pesawat pun mendarat di Malpensa Aeroport, Milan, Italia, pk. 8.45 waktu setempat. 3 jam perkiraan waktu dihabiskan di penerbangan kedua ini. Tapi lumayan memberikan semangat karena disinilah perjalanan DIMULAI! Bandara Malpensa di Milan dapat dikatakan tidak terlalu besar, tapi tetap tertata rapi dan menyenangkan. Berbagai penanda dibuat untuk memudahkan pelancong. S bantal boneka yg menemani perjalanan di Benua Biru Singkat kata, akhirnya setelah memastikan semua barang bawaan sudah tersedia, kami menuju ke Bus yg menanti. Di Eropa, yg terdiri dari satu daratan luas dengan banyak sekali negara, memungkinkan bus dari negara lain untuk bisa melayani lintas batas. Seperti bus yg kami tumpangi. Stiker di badan bus bertuliskan Molteam, dan bus itu ternyata b...

Bersama Singkong, Sidik Mengejar Kesuksesan

Beberapa saat lalu, saya sudah menuliskan perjuangan dari seorang pengusaha kerupuk singkong dari Bekasi. Berikut beberapa foto yang diambil penulis. Sidik tengah duduk di ruang tamu rumahnya. Tampak di latar foto dirinya bersama dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla ketika menerima penghargaan dari salah satu stasiun tv swasta. Sidik di atas sepeda motor yang digunakan untuk menjual keripik buatannya ke Jakarta. Sidik dan sepeda motor yang merupakan hadiah atas penghargaan yang diterimanya dari salah satu stasiun tv swasta. Sepeda motor ini khusus dimodifikasi untuk mengakomodir kekurangan yang dimiliki Sidik. Sidik tengah memperhatikan potongan singkong yang sedang  dijemur. Terkadang ia harus menghalau kambing-kambing yang tertarik dengan singkongnya. Sidik dan singkong yang sudah kering dijemur . Salah satu peralatan yang digunakan untuk membuat kerupuk singkong. Dengan alat ini, singkong yang masih mengandung air diperas hingga kering. Da...

Ketika Anak Bukan Lagi "Permata" Dalam Keluarga

Analisa buku A Child Called “It” Keluarga, tidak bisa dipungkiri memegang peranan yang amat penting dalam kehidupan semua orang, termasuk setiap kita. Hadir dalam sosok bayi mungil yang tidak tahu apa-apa, individu-individu terdekat inilah yang kelak membentuk dasar dan nilai-nilai kehidupan yang kita miliki, termasuk di dalamnya konsep diri. Terkait hal tersebut, maka ada dua kemungkinan yang bisa dihasilkan melalui peran dari orang-orang terdekat ini. Yang pertama adalah konsep diri yang positif dan yang kedua adalah konsep diri yang negatif. Konsep diri positif itu secara langsung akan membentuk pribadi yang memahami jelas kemampuan apa yang ada dalam dirinya, termasuk juga kepribadiannya, dan tentu saja selalu berpikir positif terhadap dirinya. Sedangkan konsep diri yang negatif akan membangun suatu individu yang bahkan tidak dapat menjelaskan siapa dirinya, kemampuannya, kepribadiannya, dan juga yang selalu berpikir negatif tentang dirinya. Kembali pada peran keluarga diat...