Kamis, 24 Juli 2014.
Hari itu bangun pagi dengan semangat yg berbeda. "Gue tahu gue akan makan malam di negara yg berbeda..." benak sudah terisi berbagai imajinasi yg bermain lincah.
Ya. Ga terasa hari yg ditunggu datang. Liburan keluarga!
Kegiatan di kantor berjalan agak lama rasanya. Memastikan semua naskah sudah terkonfirm, juga semua bahan editing sudah tersedia.
Selepas makan siang, telepon bimbit berbunyi. "Papa berangkat ya dari rumah." Kabar yg dinanti tiba.
Itu tandanya untuk bergegas menuju ke bandara.
Hari itu, sesuai dengan rencana gue dan keluarga besar akan pergi liburan sama sama. Sayangnya, anggota nya tidak lengkap. Ade gue yg paling kecil terpaksa (memaksa sih lebih tepatnya) buat stay ga ikut gara gara urusan kampusnya. Sementara sepupu gue ada satu yg harus sekolah di Ausi. Satu liburan lagi dimana tidak lengkap anggotanya.
Perjalanan dimulai dengan penerbangan Jakarta-Dubai pk. 17.45 wib.
Menghabiskan 2 film yg tersedia dalam layanan hiburan di pesawat, yg diselingi makan malam, akhirnya tiba juga di ibukota dari perkumpulan negara-negara emirat arab, DUBAI.
Dan kalau yg mau tahu rasa panas di Timur Tengah, maka gue akan gambarin itu seperti masuk tiba tiba ke ruang sauna di mana lu akan berasa dibekap dan sulit bernapas. Sebagai catatan, padahal gue landing disana itu pk. 11 malam!
Di salah satu bandara terbesar di dunia ini, gue harus transit 3 jam, karena pesawat yg ke Milan baru akan terbang pk. 03.40 pagi.
Well, layaknya bandara besar yg tertata rapi, bandara Dubai pasti membuat tercengang.
Masuk di terminal C, kita harus naik kereta hingga ke terminal A. Tentu beda dengan commuter line ya, keretanya bergitu presisi berhenti, meskipun waktu jalan agak ngebut jg sih, jadi kalau ga siaga dan bersiap dekat dengan pegangan, ga mustahil juga kita bakal bisa jatoh.
Terminal A bandara Dubai adalah salah satu terminal terbaru disana. Menunggu tidak akan terasa jika kantong kita terisi penuh dan siap dibelanjakan. Ada banyak banget toko yg berlabelkan "duty free" yg pastinya membuat mata dan tangan tergoda untuk melihat serta menyentuh.
Mulai dari cokelat, hingga alat elektronik. Dari baju, hingga tas bermerek.
Tapi ujung-ujungnya tetap terasa bosan (mungkin gara gara jadi orang yg ga belanja).
So, waktu yg masih panjang akhirnya dihabiskan dengan mencari jaringan wi-fi. Maklum saja, itu satu satunya cara untuk mencapai dunia maya. Sayangnya, online pukul 1 subuh itu artinya melihat timeline yg tidak bergerak.
Baiklah, mungkin ini saatnya memejamkan mata sejenak menjelang naik ke atas burung besi yg akan membangunkan kita tatkala tiba di benua biru nanti.
-bersambung-
Hari itu bangun pagi dengan semangat yg berbeda. "Gue tahu gue akan makan malam di negara yg berbeda..." benak sudah terisi berbagai imajinasi yg bermain lincah.
Ya. Ga terasa hari yg ditunggu datang. Liburan keluarga!
Kegiatan di kantor berjalan agak lama rasanya. Memastikan semua naskah sudah terkonfirm, juga semua bahan editing sudah tersedia.
Selepas makan siang, telepon bimbit berbunyi. "Papa berangkat ya dari rumah." Kabar yg dinanti tiba.
Itu tandanya untuk bergegas menuju ke bandara.
Hari itu, sesuai dengan rencana gue dan keluarga besar akan pergi liburan sama sama. Sayangnya, anggota nya tidak lengkap. Ade gue yg paling kecil terpaksa (memaksa sih lebih tepatnya) buat stay ga ikut gara gara urusan kampusnya. Sementara sepupu gue ada satu yg harus sekolah di Ausi. Satu liburan lagi dimana tidak lengkap anggotanya.
Waktu menunggu yg cukup lama membuat logo toilet di lounge Bandara Soetta pun menjadi objek bidik kamera. |
Perjalanan dimulai dengan penerbangan Jakarta-Dubai pk. 17.45 wib.
Menghabiskan 2 film yg tersedia dalam layanan hiburan di pesawat, yg diselingi makan malam, akhirnya tiba juga di ibukota dari perkumpulan negara-negara emirat arab, DUBAI.
Dan kalau yg mau tahu rasa panas di Timur Tengah, maka gue akan gambarin itu seperti masuk tiba tiba ke ruang sauna di mana lu akan berasa dibekap dan sulit bernapas. Sebagai catatan, padahal gue landing disana itu pk. 11 malam!
Di salah satu bandara terbesar di dunia ini, gue harus transit 3 jam, karena pesawat yg ke Milan baru akan terbang pk. 03.40 pagi.
Suasana di terminal A bandara Dubai. |
Masuk di terminal C, kita harus naik kereta hingga ke terminal A. Tentu beda dengan commuter line ya, keretanya bergitu presisi berhenti, meskipun waktu jalan agak ngebut jg sih, jadi kalau ga siaga dan bersiap dekat dengan pegangan, ga mustahil juga kita bakal bisa jatoh.
Poster yg selalu menggoda mata. |
Salah satu merek terkemuka yg turut membuka gerai di bandara Dubai |
Tapi ujung-ujungnya tetap terasa bosan (mungkin gara gara jadi orang yg ga belanja).
So, waktu yg masih panjang akhirnya dihabiskan dengan mencari jaringan wi-fi. Maklum saja, itu satu satunya cara untuk mencapai dunia maya. Sayangnya, online pukul 1 subuh itu artinya melihat timeline yg tidak bergerak.
Suasana ruang tunggu di Terminal A bandara Dubai yg cukup nyaman. |
Baiklah, mungkin ini saatnya memejamkan mata sejenak menjelang naik ke atas burung besi yg akan membangunkan kita tatkala tiba di benua biru nanti.
-bersambung-
Comments
Post a Comment