![]() |
Gedung Mahkamah Konstitusi |
Seyogyanya, semua pihak yg terkait mengambil sikap hormat dan mengikuti hasil tersebut. Karena, lucu kan, kalau kita dengan yakin membawa sebuah masalah ke mahkamah, tapi pada ujungnya tidak mau mengikuti hasil putusan itu.
Itu di satu sisi.
Di sisi lain, cukuplah sudah kita saling mengejek, mencaci maki ataupun menghina mereka yg mungkin selama ini tidak sejalan.
Mereka yg mungkin mengatasnamakan Tuhan. Memelintir ayat-ayat alam kitab suci. Mereka yang tidak ragu "berdoa" agar Sang Pencipta mengabulkan "paksaan" mereka. Mereka yang mengaku pihak yang paling benar.
Negeri ini tidak akan jalan kemana-mana jika perbedaan dan keberagaman yg ada masih dihayati dengan permusuhan ataupun perselisihan.
Daripada menyebarkan pandangan yg berbeda, mengapa kita tidak mencoba menyebarkan belas kasih. Bukankah itu yg esensi dalam hidup ini?
Belas kasih itu berarti mengampuni. Mengampuni artinya tidaklah membangkit-bangkitkan masalah yg ditimbulkan oleh mereka yg mungkin salah memilih jalan.
Dan yang pasti, mengampuni tidak pernah lebih buruk daripada mendendam, karena pengampunan sejatinya bukan berarti "ampunan" memberi kepada orang lain, tapi memberi kesempatan pada hati kita masing masing untuk merasakan damai.
Lagipula, siapa di dunia ini yang tidak pernah salah?
"Siapa yang tidak pernah berdosa, hendaklah ia yang melemparkan batu pertama kali," begitu kata orang bijak.
Comments
Post a Comment