Bagi sebagian orang, buku adalah hal yang membosankan. Duduk, diam, dan membaca seringkali dianggap tidak senilai dengan aktifitas menyenangkan lainnya seperti berolahraga atau berbelanja. Namun, hukum tersebut tidak berlaku bagi seorang Reksa Anindya. Baginya, buku adalah sesuatu yang unik. ”Dengan membaca buku, kita bisa mendapatkan banyak informasi. Dari A sampai Z,” katanya. Adalah buku No One’s Perfect yang menjadi awal perjumpaan pria kelahiran 14 April ini dengan buku bacaan. Buku yang bercerita tentang perjuangan orang-orang cacat itu didapatnya ketika duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama Al-Azhar, Bekasi. Sejak saat itu, sosok seorang Reksa tidak bisa dipisahkan dari buku-buku yang dibacanya. Ditanya mengenai buku-buku kegemarannya, Reksa menyinggung buku-buku biografi, filsafat, dan buku tentang kehidupan sebagai pilihan pertamanya. Menurut pria yang tinggal di Perumahan Harapan baru Regency tersebut, buku-buku seperti itu mengandung banyak pembelajaran yang pada...
"Besi menajamkan besi, manusia menajamkan sesamanya...."