Semua bingung. Terkejut. Tersentak. Dalam sekejap kerlipan. Benci seakan berkuasa penuh. Merasuk jauh ke dalam nurani. Membutakan mata. Mengaburkan pandang. Tiada lagi dikenal kawan. Tiada lagi dikenal saudara. Hanya nafsu semata. Hanya kepentingan diri yang menyeruak. Sesungguhnya, semua lupa. Benci tidak muncul begitu saja. Sejak dulu ia ada. Sejak dulu ia mengendap-endap. Mencari mangsa. Mencari mereka yang memberi diri untuk dirasuki. Manusia silih berdatangan dan pergi Dunia berputar. Kehidupan berganti Namun benci tetap, laksana cerita yang tiada akhir. Ia ada. Ia hidup. Ia diwariskan. Ia dijaga. Ia disebarkan. Seakan ditakdirkan menemani kisah manusia hingga akhir dunia kelak. Sekali lagi. Semua lupa. Semua hanya memandang benci. Padahal, benci tidak sendiri. Ia memiliki sahabat karib. Sahabat yang bahkan ditakdirkan hidup melampaui jaman. Sebutlah ia Cinta. Cinta menyiram dimana benci mencabut. Cinta merawat dimana benci menggoreskan luka. Cinta menumbuhkan harap, dimana b...
Akhir tahun 2018, bersama keluarga kami berlibur ke Genting. Setelah menghabiskan beberapa hari, kami bersiap untuk menuju ke Singapura. Untuk perjalanan ini, kami memilih menggunakan executive travel coach. Executive travel coach ini adalah jasa layanan menggunakan bus yang dilengkapi berbagai fasilitas premium. Dari hotel First World, tempat kami menginap, kami harus berjalan ke lobby hotel Genting Resort. Disini kami dijemput oleh bus high deck, yang ternyata hanya berfungsi untuk mengantarkan kami ke bus utama yang akan membawa kami ke Singapura. Ini adalah wujud dari bus yang menjemput kami di Resort Hotel Genting. Total ada 20 kursi untuk bus tipe high deck ini. Tampilan bus cukup baik, meski interiornya terlihat sekali sudah berumur Formasi duduk di bus ini adalah 2-1. Ada 1 kursi di sisi kiri dan 2 kursi di sisi kanan. Sekilah kursi tampak seperti kursi pada penerbangan kelas bisnis. Fasilitas bus ini sebenarnya cukup lengkap. Ada layar T...