Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2012

CHAPTER IV, DEKAT DAN SEMAKIN DEKAT

Mata pria muda di apartemen itu kembali jatuh pada halaman buku di tangannya.  Terasa ada perbedaan suasana di dalam sana. Ia tidak lagi membahas Marissa, sebagai musuhnya. Bagi dia, Marissa itu seorang teman.  18 Desember 2008 “Tujuh hari sebelum Natal. Gue ketemuan lagi dengan Marissa. Kali ini kami benar-benar bertemu untuk mengerjakan presentasi sosio kami. Janjian untuk mengerjakan di kampus sepulang sekolah, kami akhirnya bertemu dalam perpus kampus yang cukup lengang di sore hari itu. Hari itu, kami udah ga saling melemparkan kalimat-kalimat dengan nada tinggi yang mencekik tenggorokan. Sebaliknya, canda tawa banyak mengisi diskusi kami terkait tugas sosio kami. Dan lagi, senyum Marissa terlihat berbeda, padahal ini bukan kali pertama gue melihat ia tersenyum. Sejenak munculah bayangan indah antara gue dan dia. Namun, mengingat kejadian yang sempat gue alami di rumahnya, kulemparkan jauh-jauh sekelebat pikiran yang sempat meledak dalam pikiranku. ...

CHAPTER III, BERUBAH 180 DERAJAT

Pria muda itu masih betah duduk di balkon apartemennya sementara malam sudah beranjak semakin malam. Ia membalik beberapa halaman dari buku yang ada di tangannya. Hingga ia tiba di suatu halaman. Di mana pada pojok kanannya tertera tanggal 9 September 2008. ”Bro, kesialan gue masih berlanjut. Kemaren itu gue udah ga bisa masuk ke dalam kelas gara-gara ada cewe bernama Marissa yang menghalangi. Secara dia adalah orang yang sama yang bikin hari pertama kuliah gue suram. Dan sekarang, mimpi buruk ini bertambah buruk. Ternyata kemaren ada pembagian kelompok presentasi dan alhasil gue harus sekelompok sama nenek lampir itu, karena cuma kita berdua yang ga ada di kelas saat itu.AAAAHHH!!!! Kejamnya dunia ini…………………. ” *** Sedang enak membaca, tiba-tiba tetesan pertama hujan mulai jatuh ke bumi. Pria muda yang tadi duduk di sotoh apartemen, kini terpaksa berpindah. Ia tidak ingin buku dalam genggamannya basah oleh limpahan air dari langit. Setelah merapatkan jendela deng...

Geliat Kehidupan di Pemakaman Karet Bivak

Seorang penggali makam sedang mempersiapkan liang lahat Sementara liang lahat digali, beberapa petugas sedang mempersiapkan tenda untuk upacara pemakaman Selain menggali makam dan petugas tenda, pemakamam umum juga menyediakan kesempatan bagi para perawat makam Jasa perawat makam amat dibutuhkan untuk menjaga keadaan makam tetap rapi dan tidak ditumbuhi tanaman rambat Beberapa perawat makam tampak beristirahat di sela pekerjaan mereka

CHAPTER II, WHEN I MET HER

8 September 2008 ”Bro, akhirnya minggu ini  gue menginjakkan kaki di gedung yang namanya kampus. dan gue belajar pertama kali sebagai mahasiswa. Ya. Walaupun tidak sesuai keinginan gue. T.T Bayangin aja. Masak gue musti  kuliah di universitas yang jauhnya tuh ribuan kilo dari rumah, padahal  depan rumah gue ada universitas! Bete ga sih. Bokap thu aneh aneh aja deh. Uda mana semua yang di kampus baru ga ada yang gw kenal lagi. Hm. Uda gitu neh, baru masuk aja gue uda ketemu cewe yang nyebelin n ngekiin. Pagi-pagi uda ganggu orang aja. Gw lagi enak-enak ny nulis dy dateng n malah jadi berantem. Uda gitu neh,…………………………………………. ” *** Pria muda di balkon apartemen tadi tidak menyelesaikan bacaannya. Kepalanya terangkat. Mendongak ke langit menatap rembulan yang tersembul di balik awan. Tampaknya sekelebat kenangan sedang bermain dalam alam memorinya. *** Ruang kelas itu tidaklah terlalu besar. Namun ideal untuk 30-40  orang mahasiswa. Masuk di ...