Pengobatan Terapi Rel Listrik
Di tengah kota megapolitan seperti Jakarta, kesehatan ternyata masih menjadi barang mewah bagi sebagian besar warganya. Meski difasilitasi dengan kartu tanda penduduk miskin, masyarakat luas masih kesulitan untuk mendapatkan pelayanan yang layak.
Dampaknya, pengobatan alternatif menjadi pilihan terakhir masyarakat ketika pelayanan medis tidak lagi dapat terjangkau. Salah satunya adalah "terapi" rel listrik yang dilakukan di dekat Stasiun Kereta Api Rawa Buaya. Meski belum dapat dipastikan secara medis, banyak warga yang mengaku mendapatkan manfaat melalui pengobatan ini.
Banyaknya warga yang berbaring di rel kereta menjadikan PT KAI memberlakukan larangan karena dapat mengakibatkan kecelakaan. Namun, ini tidak mengurungkan niat warga yang mencari kesembuhan.
Belasan warga duduk di rel kereta di dekat Stasiun Kereta Api (KA) Rawa Buaya pada sore hari. |
Adanya larangan tidak dihiraukan oleh masyarakat |
Tampak salah satu warga yang sedang "menjalani" terapi rel listrik di dekat Stasiun KA Rawa Buaya |
Tampak papan larangan yang dipasang oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI). |
Akhir kata, selama pemerintah belum mampu menyediakan pelayanan kesehatan yang layak bagi semua golongan, pengobatan alternatif, bahkan yang berbau mitos, tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat, khususnya kaum menengah ke bawah.
Comments
Post a Comment